KUDUS | Suarana.com -Ratusan warga desa medatangi makam di Desa Blimbing Kidul sambil marah, hal itu di karenakan adanya penebangan pohon di area makam yang tak mengindahkan tata Krama dan adat istiadat di makam umat Islam.
Makam umat Islam yang terletak di desa Blimbing kidul RT 2 RW 2 Kec Kaliwungu kabupaten Kudus Jawa Tengah itu rusak parah, hal itu di sebabkan adanya penebangan pohon di area makam yang terkesan ceroboh tanpa mempedulikan makam atau batu nisan di sekitar pohon yang di tebang , Sabtu
Dari pengamatan media, banyak batu nisan yang bersekan di area makam, sebagian ada yang patah, pecah dan ada yang masih utuh tergeletak tercabut dari tempat makan,
Melihat kejadian itu warga lalu berdatangan kemakam tersebut, sebagian warga ada yang marah besar menggerutu, bahkan ada seorang wanita yang sempat menangis tak tega melihat makan orang tua, keluarga, dan leluhurnya rusak porak poranda akibat penebangan pohon,
Bahkan yang lebih meprihatinkan, Bebe rapa makam batu nisannya di cabuti, kemudian area/ diatas makam itu di jadi kan jalan truk untuk mengangkut kayu hasil tebangan tersebut.
Hal itulah yang memicu warga desa Blimbing kidul marah besar, karna batu nisan di makam di cabuti di jadikan jalan truk untuk mengangkut kayu hasil tebangan.
Ketika pagi dan siang, warga datang sambil marah, tapi bisa di redam oleh kepala desa dan aparat setempat,
Tapi setelah menjelang malam/ selepas Magrib, warga melihat ada pembakaran daun dan ranting sisa tebangan di atas makam,kembali warga berdatangan ke area makam dan marah marah, di karenakan ada sebagian nisan yang terbuat dari kayu juga ikut terbakar.
Suhadi warga Blimbing kidul mengatakan" yang jelas masyarakat Blimbing sangat terpukul dan keberatan dengan adanya insiden seperti ini, terjadi penebangan pohon secara kasar tidak terduga, batu nisan pada pecah, pada rusak, bahkan rusak masal kemudian masyarakat marah, dan yang paling parah itu truk sampai masuk ke area makam," begitu ujar Subadi.
Sementara itu Kepala desa Blimbing kidul Purnomo ketika di konfermasi mengatakan" untuk masalah penebangan pohon ini, dikatan salah ya tidak, di katakan salah ya salah, sudah terlanjur basah, nasi sudah menjadi bubur, saya sudah mediasi permintaan warga apa, mintanya bagaimana, akhirnya warga sepakat patok harus seperti semula,kalau yang patah di ganti,dan minta selamatan," begitu ujarnya,
Sementara itu Camat Kaliwungu Satrio budi Santoso mengatakan hal senada "Ini dalam rangka penataan makam, tapi belum ada sosialisasi kepada warga, yang tidak di lakukan itu, tapi sudah di mediasi oleh pak kades, apa mintanya dan bagaimana," begitu ungkapnya
( Faizun)