Gina
Jalan Braga
lukisan
PARIWISATA
rumah seni ropih
seniman lukis
0
Gina (Pengelola Rumah Seni Ropih Braga) : Warga Harus Mengutamakan Rasa Memiliki Jalan Braga Dan Hadir Sebagai Pelaku
Trisna selaku Pimpinan Komunitas Braga Street Arts saat sesi photo bersama Gina pengelola Rumah Seni Ropih |
jabar.suarana/Bandung - Sosok yang satu ini merupakan pelaku seni lukis yang telah berpuluh tahun wara wiri di Jalan Braga Kota Bandung. Yups, Gina, yang merupakan putri dari almarhun Ropih yang juga sebagai seorang pelukis telah melakukan kegiatan melukis dan berdagang lukisan di jalan Braga ini.
Ditemui di gallerynya yang bernama Rumah Seni Ropih yang terletak di area Jalan Braga nomor 28. pada Rabu (22/01/2025) Gina tengah sibuk melayani para pembeli dan menyempatkan diri berbincang dengan awak media yang berkunjung bersama Trisna yang juga seorang pelukis dan Pimpinan Komunitas Braga Street Arts.
Saat berbincang dengan awak media Gina mengungkapkan bahwa sebenarnya Jalan Braga memiliki arwah dan aura yang luar biasa. "Memang sempat menjadi area yang dianggap mati saat banyak toko yang tutup beberapa tahun ke belakang," ungkapnya. "Namun setelah bermunculan pelukis yang melakukan kegiatan melukis dan berdagang lukisan jalan Braga secara perlahan mulai ramai dan menjadi wilayah elit hingga toko-toko kembali buka dengan berbagai macam usaha," katanya lagi.
Gina berpendapat bahwa saat ini Jalan Braga menjadi wilayah terfavorit untuk dikunjungi oleh wisatawan dari wilayah Indonesia bahkan luar negeri. Namun ada hal yang saat ini cukup mengganjal dihati Gina. "Seharusnya siapapun yang berkegiatan di jalan Braga ini punya rasa memiliki yang tinggi dan hadir sebagai pelaku. Tidak hanya diam, berdebat atau berteori," kata Gina.
Gina memaparkan bahwa yang dimaksud dengan rasa meniliki yang tinggi ini adalah kepedulian terhadap kebersihan, keamanan dan kenyamanan bagi siapapun yang berjegiatan di Jalan Braga ini selain wisatawan. "Artinya warga sekitar, tenant dan pelaku usaha lainnya baik itu seniman lukis, fotografer, pemusik atau penari bisa berbuat agar Jalan Braga nyaman dikunjungi," papar Gina. "Tanpa itu saya yakin Jalan Braga tidak akan mencapai puncaknya," lanjutnya lagi.
Hal lain adalah menurut Gina bahwa para pelakubusaha jangan hanya memikirkan penfhasilan yang bisa didapat saat berusaha di jalan Braga. "Tolong aturan yang telah diterapkan juga dipatuhi," tegas Gina. "Jangan karena urusan perut atau merasa telah lama berusaha dijadikan alasan agar bisa eksis dan akhirnya terjadi persaingan yang tidak sehat bahkan ribut satu sama lain," lanjutnya lagi.
Bagi warga asli yang memang tinggal di wilayah jalan Braga ini juga diharapkan lebih kreatif agar bisa menikmati berkah marwah jalan Braga. "Jangan dulu berpikir uang, berbuatlah dulu dan saya yakin rezeki uang akan mengikuti," kata Gina.
Satu idea yang sangat menarik yang diungkap oleh Gina dan patut untuk dicoba adalah warga yang memang tinggal di dalam bida menonjolkan produk rumahan dan tetap berusaha dirumah masing masing. "Sebagai contoh misal ada olahan lotek yang enak yang akhirnya dikunjungi oleh wisatawan," ujarnya. "Dengan demikian tidak ada persaingan yang tidak sehat dengan tenant-tenant makanan di area Jalan Braga," pungkas Gina. *jabar.suarana/Bans
Via
Gina