DAERAH
LIFESTYLE
NEWS
0
Dedikasi Anak Punk Asal Karawang Acuk, sebagai Juru Parkir untuk Dukung Keluarganya
"Meski Bertampang Punk, Acuk Menunjukkan Kebijaksanaan dan Tanggung Jawabnya"
ATUR PENGEMUDI: Moh Riski Hamdan Mubarok, warga Karawang, Jawa Barat, menjaga lahan parkir di depan toko Jl. PB Sudirman, Lingkungan Karangasem, Situbondo, Kamis (1/2). (Humaidi/Radar Situbondo)
Suarana.com - Moh Riski Hamdan Mubarok, yang akrab dipanggil Acuk, seorang warga asal Karawang, Jawa Barat, menunjukkan dedikasinya yang luar biasa sebagai seorang juru parkir (jukir) di depan salah satu toko di Lingkungan Karangasem, Kecamatan Situbondo.
Pilihan menjadi jukir bukan semata untuk mencari nafkah, tetapi juga untuk menyokong biaya pendidikan adiknya yang tengah menempuh pendidikan di SMK. Setiap hasil yang diperolehnya dari pekerjaannya, Acuk kirimkan kepada ibunya yang tinggal di Karawang bersama adiknya yang masih duduk di kelas 1 SMK.
Meskipun memiliki penampilan khas anak punk, Acuk menjaga profesionalisme dalam pekerjaannya. Mengenakan rompi seperti tukang parkir pada umumnya, Acuk tetap setia dengan aksesori khas punk seperti anting, baju, dan sepatu. Namun, perbedaannya terlihat ketika dia bergerak lebih sopan dan sigap dalam mengatur lalu lintas kendaraan yang masuk dan keluar toko.
Tak hanya sebagai jukir, Acuk juga turut menjaga kebersihan area parkir. Jika tidak ada pekerjaan, dia tak ragu untuk membersihkan sampah di sekitarnya atau berbincang dengan orang yang berada di dekatnya.
"Saya tidak punya ponsel, jadi kalau tidak ada orang yang parkir saya duduk saja. Kalau ada lawan bicara ya saya bicara," ungkap Acuk dengan rendah hati.
Bertahan sebagai jukir selama tujuh bulan, Acuk mampu mengirimkan dukungan finansial kepada ibunya di Karawang. Ibu Acuk, yang sedang sakit, dan adiknya yang masih sekolah, menjadi beban yang harus ditanggung oleh anak pertama dalam keluarga ini.
"Walaupun ayah masih hidup, tapi sudah meninggalkan ibu dan jarang memberikan dukungan finansial untuk adik saya," kata Acuk dengan nada sedih.
Acuk mengungkapkan bahwa meski menjadi anak punk, dia tetap memiliki keinginan dan tanggung jawab untuk membantu keluarganya. Penghasilannya sebagai jukir dan sebelumnya sebagai pengamen telah memberikan kontribusi penting dalam kehidupan mereka.
"Ngamen itu banyak hasilnya. Saya kalau ngirim ke ibu dari hasil ngamen tidak sedikit. Kalau jaga parkir ya untung-untungan. Kadang dalam sehari hanya cukup dimakan sendiri," jelas Acuk, menjelaskan bahwa penghasilan dari jukir seringkali tidak sebanyak hasil dari kegiatan pengamen.
Meskipun tidak menerima gaji resmi, Acuk merasa bersyukur karena pemilik toko memberikan uang sebagai bentuk terima kasih atas kerja kerasnya, terutama dalam menjaga kebersihan halaman toko.
Kisah hidup Acuk menggambarkan bahwa setiap individu, terlepas dari penampilan fisik atau stereotip, memiliki potensi untuk berkontribusi positif pada keluarga dan masyarakat.
Sumber : radarbanyuwangi
Editor : Rizki
Via
DAERAH