abah landoeng
danpussenif
JAWA BARAT
Militer
satu abad
tokoh
ulang tahun
0
Danpussenif Letjen TNI Iwan Setiawan,S,E., M,M, Rayakan Menapak Satu Abad Abah Landoeng
![]() |
Ketua panitia Harry Safiari saat memberikan JBN Magz kepada Danpussenif didampingi oleh Abah Landoeng |
jabar.suarana/Kota Bandung -- Komandan Pussenif TNI AD Letnan Jenderal Iwan Seiawan, S.E., M.M., melakukan syukuran kepada salah satu sesepuh Jawa Barat, Abah Landoeng,” tepatnya kemarin pada 11 Juli 2025 bertempat di area lapangan tenis Kompleks Asrama Militer Pussenif Jl. Yudawastu Pramuka I No. IV Kota Bandung, pukul 14.00 WIB.
Syukuran terhadap tokoh sesepuh Jawa Barat Abah Landoeng kelahiran Bandung, 11 Juli 1926 yang mengabdi sebagai guru di SMPN 2 & 5, SMAN 3 Kota Bandung (1959 - 1996), hari itu bertemakan ‘Menapak Satu Abad’, dihadiri antara lain oleh tokoh Jawa Barat Aditya Alamsyah yang akrab disapa Abah Alam, pebisnis kepariwisataan Kota Bandung dan Jawa Barat Henry Husada, serta beberapa tokoh lainnya dari berbagai komunitas di Kota Bandung.
Dalam sambutannya, Danpussenif mengungkapkan bahwa moment ini luar biasa buat rata-rata bangsa Indonesia. "Hingga hari ini Abah Landoeng, masih bersama kita di sini. Abah Landoeng dengan segala kiprahnya, terhadap bangsa dan negara serta keluarga telah menapak ke satu abad usianya. ,” ujarnya sambil memberikan apresiasi atas segala kiprahnya.
Letjen Iwan Setiawan sangat mengapresiasi pencapaian Abah Landoeng selama hirupnya di antaranya dalam hal Tanda Kehormatan Veteran (Tahorvet) dalam keterlibatan Abah Landoeng saat program Dwikora di Kalimantan Utara pada tahun 1960-an. “Tidak semua orang bisa memperoleh Tahorvet ini. Beruntung Abah telah memperolehnya pada 2024 ini,” terangnya.
![]() |
Danpussenif Letjen TNI Iwan Setiawan, S.E., M.M. saat memberikan sambutan |
Sementara itu Silvia D Adriana dari Bandung Ngariung mengungkapkan bahwa pihaknya yang biasa setiap Rabu malam mengadakan diskusi tentang Kota Bandung meliputi dinamika serta solusinya, kerap dibersamai oleh Abah Landoeng. "Ini luar biasa untuk pria seusia ‘menapak satu abad’, relatif masih jagjag waringkas (sehat wal-afiat),” paparnya yang hadir bersama beberapa rekannya.
Sejumlah kado ulang tahun berupa tanda mata trophy khusus dari Dan Pussennif TNI AD Iwan Setiawan diberikan kepada Abah Landoeng yang diterimanya didampingi istrinya Sani. Selanjutnya Abah Landoeng berkenan memberikan tanda mata kepada Iwan Setiawan sebuah buku terbitan dari Dutch Resistence Museum, berjudul The Former Dutch Colonies from World War Two to Independence (95 halaman).
Menurut Harri Safiari selaku Ketua Panitia dari perhelatan ini dari pihak Jurnalis Bela Negara (JBN) Jawa Barat, menjelaskan buku ini berfungsi sebagai katalog bagi pengunjung Dutch Resistence Museum di Amsterdam, Belanda,” di sana ihwal Abah Landoeng betapa beruntung bisa lolos dari maut kerja paksa romusha saat pendudukan Jepang (1942 - 1945, juga bagaimana ia harus menghadapi aneka siksaan maut bila dianggap lalai dimata pengawas romusha Jepang.”
Dalam acara tersebutt hadir secara khusus mantan wartawan majalah, Gatra Sulhan Syafi’I, yang kini bergiat pada lembaga TATALI News Corporation. Ia berkenan memberikan buku masih tentang kehidupan Abah Landoeng berjudul ‘Landoeng Ngagoes Sampai Mekkah’ (kumpulan Cerita Abah Landoeng). terbitan 2024. "Saya persembahkan untuk Kang Iwan Setiawan Sang Letnan Jenderal Komandan Pussenif serta bagi ribuan pasukannya. Dari buku ini semoga kita bisa belajar tentang kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sekaligus,” ujarnya kepada redaksi sesaat setelah memberikan secara fisik buku setebal 77 halaman yang sarat tentang aneka dokumentasi khas milik Abah Landoeng," kata Sulhan.
Kepada redaksi, secara khusus Sani selaku istri Abah Landoeng yang didampingi kerabatnya Kang Adi mengungkapkan dalam beberapa tahun belakangan ini Abah masih dijadikan nara sumber tentang suka duka berjuang di jaman sebelum kita merdeka. "Juga ada yang suka bertanya tentang beberapa hal, setelah kita merdeka di tahun 1945," ujarnya. "Wartawannya, itu ada orang Belanda, Perancis, Jepang. Mereka suka datang bersama penerjemahnya,” kata Sani.
Salah satu Pembina JBN Jawa Barat yakni Surya pemilik ‘Bakmi Parahyangan’ yang berhalangan hadir namun sempat mengirimkan karangan bunga, menyatakan ucapan selamat dan suka cita,”Bukan hal yang mudah untuk menapak usia hingga satu abad yakni 100 tahun, selamat ya untuk Abah Landoeng dan Bu Sani. Kepada Abah, terima kasih atas kiprahnya sebagai guru bangsa yang selalu memberi teladan hidup sederhana, namun selalu bermakna,” tutupnya di seberang telepon. * jabar.suarana/IST
Via
abah landoeng