fronx
otomotive
pameran
suv
suzuki
0
Fronx: Harga Mentereng, Fitur Mati Suri! Suzuki Kapan Mau Berinovasi?
jabar.suarana/Bandung - Suzuki Fronx, yang digadang-gadang sebagai penantang baru di segmen SUV kompak, ternyata menyimpan sejumlah kekurangan fundamental yang patut dipertanyakan, terutama jika melihat banderol harganya.
Alih-alih menyajikan inovasi yang revolusioner, Fronx justru tampak setengah hati dalam melengkapi fitur-fitur esensial yang sudah menjadi standar di mobil-mobil sekelasnya.
Salah satu kelemahan paling mencolok adalah absennya fitur auto door lock dan power tailgate.
Di era serba otomatis seperti sekarang, masih harus mengunci pintu secara manual dan bersusah payah mengangkat bagasi tentu terasa seperti kembali ke masa lalu.
Menurut nara sumber yang tidak mau disebut namanya, ini bukan sekadar masalah kenyamanan, melainkan juga pertimbangan keamanan yang serius. Di tengah hiruk pikuk kota besar, kelalaian kecil dalam mengunci pintu bisa berakibat fatal.
Tak hanya itu, kenyamanan penumpang belakang juga menjadi sorotan tajam. Bagi mereka yang memiliki postur tinggi, kursi belakang Fronx terasa sempit dan kurang menopang.
Suzuki seharusnya memahami bahwa mobil keluarga tak hanya untuk pengemudi, tetapi juga untuk seluruh anggota keluarga. Ruang kaki dan kepala yang terbatas tentu akan mengurangi kenyamanan perjalanan jarak jauh.
Ketergantungan Fronx pada pasar domestik India juga menimbulkan pertanyaan besar. Mobil ini berpotensi sangat rentan terhadap gejolak ekonomi atau perubahan kebijakan di India.
Bagaimana jika terjadi fluktuasi pasar yang signifikan? Apakah ketersediaan suku cadang dan layanan purna jual di luar India akan terjamin? Konsumen tentu tidak ingin membeli mobil yang masa depannya tidak pasti.
Meskipun mesin K15B 1.500 cc dikenal bandel, pilihan mesin yang terbatas juga menjadi ganjalan. Di segmen yang semakin kompetitif, konsumen menginginkan pilihan.
Ada yang mencari performa tinggi, ada pula yang mengedepankan efisiensi bahan bakar. Hanya menyajikan satu opsi mesin menunjukkan kurangnya komitmen Suzuki untuk memenuhi beragam kebutuhan pasar.
Terakhir, meski berhasil meraih 4 bintang dalam uji tabrak NCAP Jepang, fitur keselamatan pasif Fronx masih terasa kurang lengkap.
Absennya sunroof mungkin terlihat sepele, namun di beberapa negara, fitur ini juga menjadi bagian dari paket keselamatan yang komprehensif, khususnya dalam hal evakuasi darurat.
Secara keseluruhan, Suzuki Fronx memberikan kesan mobil yang terburu-buru diluncurkan tanpa pemikiran matang.
Dengan sejumlah kelemahan krusial ini, pertanyaan besarnya adalah, apakah Fronx benar-benar layak menjadi pilihan di tengah sengitnya persaingan SUV kompak saat ini?
Suzuki tampaknya perlu segera berbenah jika tidak ingin Fronx hanya menjadi catatan kaki dalam sejarah otomotif. *jabar.suarana / IST
Via
fronx